Sabtu, 29 Desember 2012

Binar - Binar Harapan


Awal sebuah harapan yang akan membawaku pada sebuah angan-angan yang tak pernah akan tercapai.
Harapan yang diberikan hanyalah harapan KOSONG.
Aku pikir itu awal yang menyenangkan, tapi ternyata aku salah.
Itu adalah awal yang menyakitkan.
Mungkin aku terlalu banyak berpikir dan berharuap, sampai aku lupa kalau itu hanyalah sebuah harapan tidak lebih dan tidak kurang.
Manusia hanya bisa berusaha Tuahanlah yang menentukan.
Aku berusaha yang terbaik dan mungkin inilah jalan yang terbaik.
Tak sepantasnya aku menyalahkan orang lain, walau memang kesalahan terbesar kuanggap dari orang lain.
Yang aku sayangkan adalah harapan yang pernah terucap. 
Jelas-jelas harapan itulah yang membuat hatiku berbinar-binar, tapi mengapa kemudian  harapan itu terkesan menjatuhkan. 
Bakhan, sampai menjatuhkanku ke lubang yang paliiiiiiiing dalam. ‘Lebayyyy’
Walau sudah dijelaskan kesalahan terbesar adalah dari orang lain, tapi itu adalah PERCUMA tiadak akan merubah keputusan yang terjadi. 
Keputusan sudah diambil, walau sebenarnya aku lebih memilih untuk tutup telingan dengan semua ini. 
Karena kurasa mereka pun telah menutup telinganya untuk mendengarkan penjelasan dariku.
Aku tau karena harapan yang pernah terucap, membuatku lupa akan kemungkinan yang terjadi.
Penyesalan memang datang paling akhir.
Itulah yang aku rasa untuk saat ini.
Sebelum kusadari keadaan ini, ingin rasanya aku mengobrak-abrik semua yang kulihat.
Apalagi bila kuingat saat wajah masamnya yang komat-kamit mencaci keadaan yang telah terjadi.
Takut, kalau-kalau kesalahan ada padaku.
Tapi, lama-lama aku tau ternyata bukan padaku dan bukan untukku cacian itu. 
Dan setelah aku tau dan setelah aku ingat-ingat memang benar kesalahan terbesar ada padanya ‘pada orang lain’.
Ingatanku melesat pada kata-kata ‘KECEWA’.
Memang aku kecewa pada keadaan yang ternyata tak memihak padaku. 
Awalnya dinaik-naikan seeetinggi mungkin, kemudian dijatuhkan secara perlahan dan akhirnya dijatuhkan dengan sekeras-kerasnya hingga sakit rasanya seluruh tubuh ini. "sagala karasa"
 Sakit, perih, kecewa, menyesalkan, menyebalkan, ingin rasanya aku memukul dan mencabik-cabiknya.
Tapi aku sadar itu semua tak akan ada gunanya, hanya akan membuatku lelah. 
Ingin rasanya aku berkumpul bersama teman-temanku berbagi kesedihan, berbagi kegelisahan, dan berbagi segalanya setelah bersama berjuang dan berusaha semaksimal mungkuin.
Kini, aku kembali berharap semoga aku bisa tetap tegar menghadapi setiap keputusan yang tidak selamanya akan sesuai dengan keinginanku.
Kini, aku kembali berharap semoga yang terbaik selalu ada untukku, teman-temanku dan untuk semua yang aku sayangi.

Sabtu, 18 December 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
blogger template by arcane palette