Awal
sebuah harapan yang akan membawaku pada sebuah angan-angan yang tak pernah akan
tercapai.
Harapan
yang diberikan hanyalah harapan KOSONG.
Aku pikir itu awal yang menyenangkan,
tapi ternyata aku salah.
Itu adalah awal yang menyakitkan.
Mungkin aku terlalu
banyak berpikir dan berharuap, sampai aku lupa kalau itu hanyalah sebuah
harapan tidak lebih dan tidak kurang.
Manusia
hanya bisa berusaha Tuahanlah yang menentukan.
Aku berusaha yang terbaik dan
mungkin inilah jalan yang terbaik.
Tak sepantasnya aku menyalahkan orang lain,
walau memang kesalahan terbesar kuanggap dari orang lain.
Yang aku
sayangkan adalah harapan yang pernah terucap.
Jelas-jelas harapan itulah yang
membuat hatiku berbinar-binar, tapi mengapa kemudian harapan itu terkesan menjatuhkan.
Bakhan,
sampai menjatuhkanku ke lubang yang paliiiiiiiing dalam. ‘Lebayyyy’
Walau
sudah dijelaskan kesalahan terbesar adalah dari orang lain, tapi itu adalah
PERCUMA tiadak akan merubah keputusan yang terjadi.
Keputusan sudah diambil,
walau sebenarnya aku lebih memilih untuk tutup telingan dengan semua ini.
Karena kurasa mereka pun telah menutup telinganya untuk mendengarkan penjelasan
dariku.
Aku tau
karena harapan yang pernah terucap, membuatku lupa akan kemungkinan yang
terjadi.
Penyesalan memang datang paling akhir.
Itulah yang aku rasa untuk saat
ini.
Sebelum
kusadari keadaan ini, ingin rasanya aku mengobrak-abrik semua yang kulihat.
Apalagi bila kuingat saat wajah masamnya yang komat-kamit mencaci keadaan yang
telah terjadi.
Takut, kalau-kalau kesalahan ada padaku.
Tapi, lama-lama aku tau
ternyata bukan padaku dan bukan untukku cacian itu.
Dan setelah aku tau dan
setelah aku ingat-ingat memang benar kesalahan terbesar ada padanya ‘pada orang
lain’.
Ingatanku
melesat pada kata-kata ‘KECEWA’.
Memang aku kecewa pada keadaan yang ternyata
tak memihak padaku.
Awalnya dinaik-naikan seeetinggi mungkin, kemudian
dijatuhkan secara perlahan dan akhirnya dijatuhkan dengan sekeras-kerasnya
hingga sakit rasanya seluruh tubuh ini. "sagala
karasa"
Sakit, perih, kecewa, menyesalkan, menyebalkan,
ingin rasanya aku memukul dan mencabik-cabiknya.
Tapi aku sadar itu semua tak
akan ada gunanya, hanya akan membuatku lelah.
Ingin rasanya aku berkumpul
bersama teman-temanku berbagi kesedihan, berbagi kegelisahan, dan berbagi
segalanya setelah bersama berjuang dan berusaha semaksimal mungkuin.
Kini, aku
kembali berharap semoga aku bisa tetap tegar menghadapi setiap keputusan yang
tidak selamanya akan sesuai dengan keinginanku.
Kini, aku
kembali berharap semoga yang terbaik selalu ada untukku, teman-temanku dan
untuk semua yang aku sayangi.
Sabtu, 18 December 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar